Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Kultum / Pidato Singkat / Ceramah - BAIK DAN BURUK

BAIK DAN BURUK

Imam al-Ashmu’i pernah bercerita: “Suatu hari saya pernah berjalan-jalan ke sebuah perkampungan Badui. Ketika aku melewati lorong-lorong rumah yang kumuh, aku melihat ada seorang gadis kecil yang manis sedang bermain tanah liat dengan jemarinya.

Aku sapa dia: “Assalamu ‘Alaikum, siapa namamu?” belum sempat menjawab, tiba-tiba ibunya datang dari arah belakang. Alangkah terkejutnya aku, ternyata ia seorang ibu yang muda dan berparas sangat cantik.

Tetapi aku semakin terkejut lagi ketika dari arah kejauhan kulihat wajah suaminya sangat buruk. Kuberanikan diri untuk menyapanya, “Apakah dia suamimu?” tanyaku agak heran.

“Ya, dia adalah suamiku yang sangat kucintai.”

“Kenapa engkau yang berparas cantik ini mau dengan dia yang berparas buruk?”

Si wanita cantik itu menjawab dengan tegas, “Dengarlah wahai Imam, sepertinya suamiku yang bermuka buruk itu adalah orang yang sangat baik di sisi Allah, sehingga Allah menjadikan diriku sebagai pahala untuknya. Dan sepertinya aku adalah manusia yang kurang baik disisi Allah sehingga Allah menjadikan dia sebagai hukuman bagiku.”

Aku takjub dibuatnya, ternyata di pedalaman Badui ini masih banyak orang yang berhati tulus seperti dia.

Sikap wanita cantik ini sangat ideal. Dia selalu bersikap positive thinking (baik sangka) kepada Allah. Dia tidak pernah mengeluh menghadapi kesulitan dan keburukan. Tidak pernah ada kata frustasi.

Dia yakin Allah sangat sayang kepada hamba-Nya. Allah sangat adil. Dia mengukur permasalahan dengan logika Al-Qur’an; ”Boleh jadi kamu membenci sesuatu tetapi itu lebih baik bagi kamu, dan boleh jadi kamu mencintai sesuatu tetapi ia (sebenarnya) buruk bagi kamu. Dan Allah SWT Maha Mengetahui dan kamu tidak mengetahui.” al-Baqarah:216.

Hidup di dunia bagaikan permainan dan sendau gurau (al-Hadid:20). Wanita cantik ini tidak mau dipermainkan oleh ego jiwanya. Keindahan dunia itu sekejap, dan dia tidak mau terlena olehnya, apalagi menjauh dari Allah lantaran dunia.

Dia sangat bersyukur mendapat suami yang sangat baik dan taat kepada Allah, meski logika manusia mengatakan dia buruk rupa. Ia selalu menghiasi hidupnya dengan baju qana’ah, tawadhu’ dan ikhlas menghadapi ujian dunia.

“Tidaklah musibah yang kalian dapatkan itu kecuali memang karena hasil dari tangan-tanganmu.” Asy-Syura:30. karena itu dia memilih menyalahkan dirinya ketimbang menyalahkan orang lain. Sikap ini selalu mengontrol dirinya dari keangkuhan dan selalu menyalahkan.

Alangkah indahnya bila hidup ini sarat dengan logika Al-Qur’an seperti itu, apalagi di zaman sekarang yang penuh dengan masalah, musibah, dan sendau gurau lainnya.”

Post a Comment for "Kultum / Pidato Singkat / Ceramah - BAIK DAN BURUK"